About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

31 Januari 2023

Download Preset Lightroom


Preset Lightroom Sebagai Efek Instagram


        Preset merupakan efek poto yang menghasilkan pencahayaan yang cantik. Untuk dapat membuat preset perlu adanya aplikasi. Aplikasi tersebut merupakan  Adobe Lightroom.  Adobe Lightroom ini dapat di Android, Ios, Pc Windows dan lain-lain. Bagi pemula, Adobe Lightroom mungkin lebih sulit digunakan dibandingkan aplikasi edit foto lainnya. Maka dari itu, preset Lightroom bisa menjadi solusi yang tepat untuk menggunakan aplikasi edit foto.

        Preset Lightroom adalah kombinasi hasil edit foto yang dapat disimpan dan digunakan kembali untuk menghasilkan efek foto yang diinginkan. Anda dapat mengatur beberapa aspek foto di dalam satu preset  seperti exposure, contrast, white balance, color blend, hingga detail. Dalam satu aplikasi Adobe Lightroom anda dapat membuat preset lightroom sebanyak yang anda butuhkan. Anda akan mendapat preset gratis dengan mengklik link dibawah ini. Berbagai macam preset yang disediakan dann anda dapat memilihsesuai keingin anda. Berikut ini link Preset Lightroom :


https://drive.google.com/drive/folders/1kluxDeDpvQ_XoTu9MA5I9FumvTfWtXxS?usp=sharing









 JOIN US ME :


Salsabila Rahmadini
@salsabila_rhmdn
salsabilarahmadini565@gmail.com
https://salsabilarahmadinieducation.blogspot.com/


23 Januari 2023

Cara Download Preset Lightroom

20 Desember 2022

CEGAH STUNTING DARI DINI



 

CEGAH STUNTING DARI DINI:

UPAYA MEWUJUDKAN GENERASI MUDA YANG TANGGUH

 

 

Tahukah Bunda…..Apa itu Stunting?

 

·         Beberapa definisi terkait Stunting dapat kita lihat antara lain:

·         Menurut UNICEF dalam Kemenkes RI (2018), Stunting adalah persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis). Hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.

·         Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan (Kemenkes RI, 2018).

·         Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada parameter Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), hasil pengukuran antropometri berdasarkan parameter tersebut dibandingkan dengan standar baku WHO untuk menentukan anak tergolong pendek (<-2 SD) atau sangat pendek (<-3 SD) (Kemenkes RI, 2016).

·         Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi (Millennium Challenge Account, 2014).

·         Stunting adalah keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seumurnya (UNICEF, 2013).

·         Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak dapat didefinisikan terkena stunting jika tinggi badan anak untuk rata-rata normal usianya lebih dari dua deviasi standar di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO atau jika tinggi badannya hanya sekitar 8,5-11,75 cm (WHO, 2006). 

 

APA PENYEBAB STUNTING PADA ANAK ?

Stunting pada anak disebabkan beberapa faktor, baik faktor langsung maupun tidak langsung (BAPPENAS (2013). Adapun faktor-faktor penyebab stunting tersebut antara lain:

1. Faktor ibu 

Faktor ibu dapat dikarenakan nutrisi yang buruk selama prekonsepsi, kehamilan, dan laktasi. Selain itu juga dipengaruhi perawakan ibu seperti usia ibu terlalu muda atau terlalu tua, pendek, infeksi, kehamilan muda, kesehatan jiwa, BBLR, IUGR dan persalinan prematur, jarak persalinan yang dekat, dan hipertensi.

2. Asupan gizi balita 

Asupan gizi yang adekuat sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita. Masa kritis ini merupakan masa saat balita akan mengalami tumbuh kembang dan tumbuh kejar. Balita yang mengalami kekurangan gizi sebelumnya masih dapat diperbaiki dengan asupan yang baik sehingga dapat melakukan tumbuh kejar sesuai dengan perkembangannya.

 3. Penyakit infeksi 

Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penyebab langsung stunting. Anak balita dengan kurang gizi akan lebih mudah terkena penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang sering diderita balita seperti cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare dan infeksi lainnya sangat erat hubungannya dengan status mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku sehat.

4. Faktor Genetik 

Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.

5. Pemberian ASI Eksklusif 

Masalah-masalah terkait praktik pemberian ASI meliputi Delayed Initiation, tidak menerapkan ASI eksklusif dan penghentian dini konsumsi ASI. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan. Menyusui yang berkelanjutan selama dua tahun memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan nutrisi penting pada bayi.

6. Pengetahuan gizi ibu 

Pengetahuan gizi yang rendah dapat menghambat usaha perbaikan gizi yang baik pada keluarga maupun masyarakat sadar gizi artinya tidak hanya mengetahui gizi tetapi harus mengerti dan mau berbuat. Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentang kebutuhan akan zat-zat gizi berpengaruh terhadap jumlah dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap konsumsi pangan dan status gizi. Ibu yang cukup pengetahuan gizinya akan memperhatikan kebutuhan gizi anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

7. Tingkat Pendidikan 

Pendidikan ibu yang rendah dapat mempengaruhi pola asuh dan perawatan anak. Selain itu juga berpengaruh dalam pemilihan dan cara penyajian makanan yang akan dikonsumsi oleh anaknya. Penyediaan bahan dan menu makan yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan dapat terwujud bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik. Ibu dengan pendidikan rendah antara lain akan sulit menyerap informasi gizi sehingga anak dapat berisiko mengalami stunting.

8. Ketersediaan pangan 

Ketersediaan pangan yang kurang dapat berakibat pada kurangnya pemenuhan asupan nutrisi dalam keluarga itu sendiri. Rata-rata asupan kalori dan protein anak balita di Indonesia masih di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dapat mengakibatkan balita perempuan dan balita laki-laki Indonesia mempunyai rata-rata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3 cm lebih pendek dari pada standar rujukan WHO.

9. Faktor sosial ekonomi 

Status ekonomi yang rendah dianggap memiliki dampak yang signifikan terhadap kemungkinan anak menjadi kurus dan pendek. Status ekonomi keluarga yang rendah akan mempengaruhi pemilihan makanan yang dikonsumsinya sehingga biasanya menjadi kurang bervariasi dan sedikit jumlahnya terutama pada bahan pangan yang berfungsi untuk pertumbuhan anak seperti sumber protein, vitamin, dan mineral, sehingga meningkatkan risiko kurang gizi.

10. Faktor lingkungan 

Lingkungan rumah, dapat dikarenakan oleh stimulasi dan aktivitas yang tidak adekuat, penerapan asuhan yang buruk, ketidakamanan pangan, alokasi pangan yang tidak tepat, rendahnya edukasi pengasuh. Anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas air dan sanitasi yang baik berisiko mengalami stunting.

 

APA AKIBAT DARI STUNTING ? 

  •  Anak mengalami pertumbuhan terhambat,
  • Anak mengalami perkembangan otak yang tidak maksimal,
  • Akibat jangka panjang: kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, sehingga prestasi belajar buruk, serta tidak mampu bersaing secara global.

 

BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN STUNTING ?  

1.      Menurut Millennium Challenge Account (2014), stunting dapat dicegah dengan menggunakan beberapa upaya, antara lain adalah sebagai berikut:

2.      Pemenuhan kebutuhan zat gizi ibu hamil. Ibu hamil perlu mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi), dan terpantau kesehatannya.

3.      ASI ekslusif sampai dengan usia 6 bulan dan setelah usia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. 

4.      Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya strategis untuk mendeteksi terjadinya gangguan pertumbuhan. 

5.      Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan akan memicu gangguan saluran pencernaan yang membuat energi untuk pertumbuhan akan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi. Semakin lama menderita infeksi maka resiko stunting akan semakin meningkat.

Faktor pre-natal yang berkaitan dengan kejadian stunting pada balita adalah kecukupan konsumsi zat besi selama kehamilan dan status anemia ibu hamil saat trimester kedua. Sedangkan faktor post-natal yang berkaitan dengan kejadian stunting adalah pemberian ASI eksklusif pada balita. Ibu hamil yang mengalami anemia selama trimester kedua, akan melahirkan bayi dengan kejadian stunting 4,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Selanjutnya balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki kejadian stunting yang 3,75 kali lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang mendapatkan ASI eksklusif. Konsumsi zat besi juga sangat menentukan kejadian stunting yang dialami oleh balita, yaitu ibu yang tidak mengkonsumsi zat besi selama hamil dengan jumlah yang cukup sesuai anjuran, akan melahirkan balita yang mengalami stunting 3,39 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi zat besi (tablet FE) sesuai anjuran (Krisnana et al., 2020).

 






KESIMPULAN

§  Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan asupan gizi kronis yang tercermin dari performans anak (balita yang menunjukkan grafik pertumbuhan dibawah standar) atau tubuh anak relatif lebih pendek dibandingkan dengan teman-teman seusianya atau tinggi badan di bawah rata-rata. 

§  Stunting pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik secara langsung maupun tidak langsung.

§  Penekanan angka kejadian stunting yang paling krusial (pencegahan stunting secara dini) adalah dengan memperhatikan:

1)         Masa pre-natal yaitu pemenuhan gizi ibu hamil mulai dari dalam kandungan. Kebutuhan gizi sangat mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan termasuk pembentukan organ-organ tubuh secara optimal, dan upaya pencegahan anemia pada ibu hamil melalui pemberian suplemen zat besi karena ibu hamil yang mengalami anemia dapat meningkatkan kejadian stunting pada bayi yang dilahirkan,

2)        Masa post-natal yaitu pemberian ASI Eksklusif pada Balita. Balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki kejadian stunting lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang mendapatkan ASI eksklusif. 

 





Sumber

Bappenas. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta: Bappenas.

 

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Situasi Balita Pendek. Jakarta: Pusat Data dan Infomasi KEMENKES RI.

 

Kementerian Kesehatan, RI. (2018). Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Jakarta: KEMENKES RI.

 

Krisnana I, Widiani, NM, Sulistiawati, S. Prenatal and postnatal factors related to the incidence of stunting in the coastal area Surabaya, Indonesia. Sri Lanka Journal of Child Health. 2020;49(3):223-229.  

 

Millennium Challenge Account. 2014. Sanitasi dan Kebersihan untuk Pertumbuhan Anak yang Sempurna. Jakarta: Proyek Kesehatan & Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting (PKGBM).

 

UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition: The achievable imperative for global.

 

World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: length/height for age, weight for age, weight for lenght, weight for height and bodymass index for age. Geneva: Departement of Nutrition for Health and Development.

 

 

 

 

 

 

 JOIN US ME :


Salsabila Rahmadini
@salsabila_rhmdn
salsabilarahmadini565@gmail.com
https://salsabilarahmadinieducation.blogspot.com/

 

 

 

 

 

 

30 Oktober 2022

Waspadai Gagal Ginja Akut pada Anak di Indonesia

 

Waspadai Gagal Ginja Akut pada Anak di Indonesia

 

        Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak usia 6 bulan-18 tahun mengalami peningkatan, terutama dalam dua bulan terakhir. Pada tanggal 18 Oktober 2022 sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, sebagian besar didominasi oleh usia 1-5 tahun. Per tanggal 23 Oktober 2022 sebanyak 245 kasus anak dilaporkan mengalami gagal ginjal akut. Hingga saat ini penyebab gagal ginjal akut pada anak di Indonesia belum diketahui secara pasti. Pemerintah berupaya untuk melakukan penyelidikan dan pemeriksaan yang komprehensif dan berkesinambungan agar pemerintah dapat segera menemukan solusi untuk menyelamatkan anak-anak dari kasus misteri ini. Pemerintah berkerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tim pakar lainnya.

        Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meminta orang tua untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada. Apalagi jika anak memiliki gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut seperti diare, mual, muntah, demam selama 3 - 5 hari, batuk, pilek, lemas, mengantuk dan jumlah urine semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil. Menurut Direktur Pelayanan Kesenatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH. Kes bahwa Jika anak memiliki keluhan yang mengarah ke gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke petugas kesehatan, jangan ditunda atau berobat sendiri.

        Orang tua wajib menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mencuci tangan menggunakan sabun, makan-makanan yang bergizi dan seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang, melengkapi imunisasi rutin dan lanjutan serta menggunakan obat untuk anak sesuai petunjuk/rekomendasi dokter dan petugas kesehatan. Berikut ini gagal ginjal akut pada anak yaitu:

Penyebab Gagal Ginjal Akut

  • Penyebab pemicunya banyak, seperti virus, bakteri, keracunan obat, dan lain-lain. Berikut ini penyebab yang perlu diwaspadai.
  • Penurunan Aliran Darah
  • Kerusakan Langsung pada Ginjal
  • Penyumbatan Saluran Kemih
  • Mengonsumsi obat tercemar atau zat berbahaya (Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG))

Gejala Gagal Ginjal Akut

  • Demam
  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Batuk
  • Pilek
  • Volume urine atau sedikit mengeluarkan air kencing

        Pada beberapa kasus gagal ginjal akut pada anak, kondisi di atas tidak dirasakan oleh penderitanya. Gejala akan diketahui saat pasien melakukan pemeriksaan medis untuk mendiagnosis penyakit lain.

Diagnosis Gagal Ginjal Akut

  • Dokter akan mendiagnosis gagal ginjal akut dengan menanyakan pada pasien, pemeriksaan fisik, dan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
  • Tes darah atau pemeriksaan darah.
  • Pemeriksaan urine.
  • Melakukan scan dengan USG ginjal atau CT scan.
  • Biopsi ginjal.

Pengobatan Gagal Ginjal Akut

        Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Penatalaksanaan dan Managemen Klinis Cedera Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury)  pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian dari peningkatan kewaspadaan. Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya dalam merawat pasien gagal ginjal akut pada sesuai indikasi medis.

   




Sumber :

https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-ginjal-akut

https://dinkes.kalbarprov.go.id/gagal-ginjal-akut-pada-anak-orang-tua-jangan-panik-tapi-tetap-waspada-selasa-sehat/

 

#gagalginjalakut #gagalginjalakutpadaanak #Indonesia #kemebkes #2022 #anak #obatsirup #kesehatananak #hidupsehat


JOIN US ME :


Salsabila Rahmadini
@salsabila_rhmdn
salsabilarahmadini565@gmail.com
https://salsabilarahmadinieducation.blogspot.com/